Skandal Dana Desa Buker Memanas: Rabat Beton 'Seumur Jagung' Hancur, Mentor Desa Diduga Lecehkan Wartawan!


Sampang, Radar Kriminal 

Desa Buker, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, kembali menjadi pusat perhatian setelah proyek Dana Desa (DD) rabat beton tahap 1 yang baru saja selesai dikerjakan, dilaporkan mengalami kerusakan parah. Ironisnya, di tengah sorotan publik terhadap kualitas proyek yang buruk, muncul dugaan bahwa mentor desa setempat, Abdus Sodik, justru melakukan tindakan yang merendahkan profesi wartawan.

 

Menurut laporan yang diterima Radar Kriminal, proyek rabat beton yang seharusnya menjadi solusi infrastruktur bagi warga Dusun Buker, kini justru menjadi sumber kekecewaan. Banyak warga yang mengeluhkan bahwa jalan beton tersebut sudah mulai retak, berlubang, dan bahkan batunya sudah bermunculan ke permukaan. Padahal, proyek ini baru saja selesai dikerjakan beberapa bulan lalu.

 

"Kami sangat kecewa dengan hasil proyek ini. Baru juga selesai, kok sudah rusak begini? Uang desa ini dipakai buat apa sebenarnya?" keluh salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

 

Di tengah kegelisahan warga, Kepala Biro Radar Kriminal, Muhammad Abdul Aziz, berinisiatif untuk melakukan investigasi dan peliputan terkait dugaan masalah pada proyek rabat beton tersebut. Namun, saat hendak melakukan konfirmasi kepada mentor desa, Abdus Sodik, justru terjadi insiden yang sangat disayangkan.

 

Menurut pengakuan Muhammad Abdul Aziz, Abdus Sodik mengirimkan pesan suara melalui aplikasi WhatsApp yang berisi kalimat merendahkan. "Katanya, 'Kalau nggak punya rokok, bilang saja minta, nggak usah sok-sokan naikin berita'. Ini jelas-jelas penghinaan terhadap profesi wartawan," tegas Muhammad Abdul Aziz dengan nada geram.

 

Pernyataan Abdus Sodik ini sontak memicu reaksi keras dari kalangan jurnalis dan masyarakat sipil. Banyak yang menilai bahwa tindakan mentor desa tersebut tidak hanya merendahkan martabat wartawan, tetapi juga menghalangi kebebasan pers dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dan akurat.

 

"Seharusnya sebagai mentor desa, Abdus Sodik memberikan contoh yang baik dengan bersikap transparan dan akuntabel dalam pengelolaan dana desa. Bukan malah menghalang-halangi wartawan yang ingin menjalankan tugasnya," ujar Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sampang, yang mengecam keras tindakan Abdus Sodik.

 

Menanggapi dugaan pelecehan terhadap wartawan ini, sejumlah organisasi jurnalis dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) berencana untuk melaporkan Abdus Sodik ke pihak berwajib. Mereka mendesak agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

 

Hingga berita ini diturunkan, Abdus Sodik belum memberikan klarifikasi atau tanggapan terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Radar Kriminal akan terus berupaya untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak-pihak terkait dan mengungkap kebenaran di balik skandal Dana Desa Buker ini.

 

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama para pengelola dana desa, untuk selalu mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam setiap tahapan pembangunan. Jangan sampai dana desa yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, justru diselewengkan dan menjadi ajang korupsi yang merugikan banyak orang.(Team)

Posting Komentar

0 Komentar