SMPN 1 Cipaku Gelar MPLS Ramah Tahun Ajaran 2025/2026


Kab.Ciamis, R24 Jam

Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) diseluruh satuan pendidikan di Jawa Barat, bahkan secara Nasional akan memulai Tahun Ajaran Baru 2025/2026. Namun, tahun ini ada yang istimewa: tema nasional MPLS adalah "MPLS Ramah" secara Nasional, Tema ini menegaskan bahwa kegiatan MPLS dirancang dan dilaksanakan dengan memuliakan, menghormati hak anak, serta menjunjung tinggi nilai karakter untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menggembirakan melalui pemberian pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.


MPLS Ramah bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi momen strategis untuk memperkenalkan budaya sekolah yang menempatkan peserta didik sebagai subjek utama pendidikan. Budaya ini sejalan dengan semangat Budaya Sekolah Juara yang terus digaungkan di Jawa Barat sebuah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap proses belajar dan karakter siswa. Dalam konteks ini, sekolah menjadi tempat bertumbuh, bukan tempat dihukum. Imam Al Ghazali pernah mengatakan bahwa "Hak guru atas muridnya lebih agung dibanding hak orang tua terhadap anaknya." Guru bukan sekadar pengajar, melainkan pemantik cahaya kehidupan. Maka sudah seharusnya sekolah menciptakan suasana yang memuliakan peserta didik, mulai dari hari pertama mereka menjejakkan kaki di lingkungan sekolah.



Kepala Sekolah SMPN 5 Ciamis Elan Suherlan, S.Pd.  sampaikan tujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan pendidikan tentang pentingnya membangun budaya sekolah yang memuliakan peserta didik sebagai bagian dari implementasi tema MPLS Ramah pada tahun ajaran 2025/2026. Berikut Lima Nilai Edukasi dari MPLS Ramah senin (14/7/2025)

 

Pertama: Menyambut dengan Empati, Bukan Tekanan; MPLS Ramah menggantikan praktik orientasi yang keras dan menekan, menjadi proses penyambutan yang menyenangkan. Ini sejalan dengan Kurikulum Cinta yang mengedepankan rasa aman dan empati. Peserta didik baru tidak ditakuti, tapi dihargai sebagai pribadi yang tengah berproses mengenal dunia baru.


Kedua: Menghidupkan Komunikasi Positif dan Menghargai; Dalam Gapura Panca Waluya, salah satu nilai kunci adalah komunikasi yang membangun. Kalimat-kalimat penyemangat seperti "Semangat mencoba itu sudah hebat" menggantikan teguran yang menjatuhkan. MPLS Ramah adalah ajang awal membiasakan bahasa sekolah yang positif, membesarkan hati, dan mendorong percaya diri.


Ketiga: Memperkenalkan Sekolah sebagai Ruang Aman dan Menggembirakan; MPLS bukan hanya soal mengenal gedung dan aturan, tapi tentang membangun persepsi bahwa sekolah adalah rumah kedua yang aman. Dalam semangat Deep Learning, peserta didik akan lebih siap belajar ketika mereka merasa nyaman secara emosional. Budaya sekolah yang ramah menjadi fondasi kesiapan mental mereka.


Keempat: Membangun Karakter dan Kepemimpinan Sejak Awal; MPLS Ramah memberi ruang bagi siswa lama, terutama pengurus OSIS, untuk menunjukkan kepemimpinan yang memuliakan. Aba-aba seperti "Yang tinggi di depan, yang lebih tinggi di belakang" adalah contoh kecil bahwa keteladanan dan sensitivitas bisa berjalan beriringan. Karakter siswa terbangun lewat budaya, bukan hanya teori.


Kelima: Menguatkan Encouragement sebagai Budaya Sekolah; MPLS adalah momen emas menanamkan budaya encouragement dorongan yang menghargai proses. Saat peserta didik dihargai usahanya, bukan sekadar hasil akhirnya, tumbuhlah rasa percaya diri dan keberanian menghadapi tantangan. Ini adalah bekal utama menuju pembelajaran yang merdeka dan bermakna.


Rob/yan

Posting Komentar

0 Komentar