Ciamis, R24Jam
7 Mei 2025 Warga desa Gardu Jaya,Kec.Panawangan-Ciamis “ Sumedi,merupakan salah satu warga miskin dan tidak berpenghasilan tetap. Bertahun-tahun Sumedi berteduh ikut di gubuk kecil milik orang tuanya, dalam kondisi usia paruh baya yang kini hampir genap 54 tahun Sumedi belum pernah mempunyai rumah layak untuk tempat tinggalnya. Belakangan ini Sumedi mencoba merenovasi saung sawah miliknya dengan alasankarena sudah mulai merasa tidak nyaman harus satu rumah terus dengan orang tuanya.
Dengan sedikit uang hasil penjualan motornya,Sumedi mengawali merenovasi rumahya. Dari mulai gotong pasir dan pengerjaannya Sumedi benar-benar dikerjakan sendiri dan di bantu istrinya,karena memang Sumedi tidak puya uang untuk memberi upah kerja.
Dengan mengandalkan uang Rp.4 juta rupiah hasil dari penjualan motornya,Sumedi benar-benar tertatih-tatih membangun impiannya untuk mendapatkan rumah layak huni.
Dalam mengejar impiannya sumedi sudah mencoba mengirimkan foto keadaan rumahnya ke Sekda Ciamis, Dewan Propinsi Didi Sukardi,dan beberapa pihak yang diharapkan bisa memenuhi impiannya,yaitu terbangunnya rumah layak huni untuk ia berteduh menikmati masa tuanya.
Tapi semua diluar harapan tidak ada satu pihak pun yang mau memperdulikannya,bahkan yang diharap wakil rakyat yang notabene suka belusukan dan paling respon terhadap keluhan rakyat,kini seolah tutup mata,bahkan berhari-hari foto-foto rumah Sumedi yang sudah dikirim yang di iringi permintaan kalimat tolong,tidak di gubrisnya sama sekali.
Berhubung Sumedi tidak mendapatkan respon posotif, akhirnya Sumedi mencoba mendatangi pelayanan bidang pemukiman Dinas DPR-KPLH Kab.Ciamis, dan ternyata di DPR KKPLH pun Sumedi tidak mendapat jawaban pasti yangp menggembirakan hatinya.
Menurut Feni Sebagai Kepala Bidang yang menangani pembangunan Rutilahu,menyampaikan bahwa pengajuan untuk tahun 2025 sudah dikunci, dan untuk yang tahun sekarang pun realisasinya belum pasti, adapun untuk pengajuan permohonan bantuan program rutilahu untuk bapak Sumedi,menurut Feny silahkan ajukan proposalnya dan ada kemungkinan baru bisa direalisasikan tahun 2026 , parahnya pas ditanya terkait kepastian,itu pun belum bisa dipastikan.
Dalam ketidakpastian jawaban-jawaban dari pihak organ pemerintah tersebut,Sumedi seolah merasa putus asa dalam mewujudkan rumah impiannya.
“saya sudah putus asa, belum ada pihak yang benar-benar,peduli, seorang dewan pun tutup mata,begitu pula organ pemerintah yang terlalu berjibaku dengan alasan teknis birokrasi. Yang saya khawatirkan sekarang sudah mulai menyongsong musim penghujan,sedangkan kondisi rumah masih benar-benar porak poranda” Ujar Sumedi kepada crew Forwapi saat di wawancara.
Ramses R 24
0 Komentar