Baznas Ciamis Menerima Kunjungan Studi Banding Baznas Padang, Sebuah Progres Menjadi Barometer.?



Ciamis,R24J

Inovasi pengelolaan zakat dan infak gagasan Baznas Kabupaten Ciamis tidak hanya berdampak di tingkat lokal. Tetapi kini menjadi magnet baru bagi daerah lain yang ingin memperkuat sistem tata kelola zakat mereka.


Terbaru, Baznas Kota Padang melakukan kunjungan studi banding ke Baznas Ciamis untuk belajar langsung pengembangan program infak berbasis desa, Rabu (16/07/2025).


Kunjungan tersebut menegaskan posisi Baznas Ciamis sebagai pusat pembelajaran nasional dalam hal pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang inovatif dan berdampak.


Dengan pimpinan Ketua Baznas Kota Padang, Yuspardi, rombongan diterima langsung oleh Ketua Baznas Ciamis,  H.Lili Miftah beserta jajarannya.


Menurut H.Lili, program Infak Desa yang Baznas Ciamis kembangkan bukan sekadar inovasi teknis penghimpunan dana. Tetapi juga sebuah pendekatan strategis untuk membangun kemandirian desa secara sosial dan ekonomi.


“Infak desa ini lahir dari kesadaran bahwa kekuatan umat harus dibangun dari akar rumput. Desa jangan terus bergantung pada bantuan dari luar. Melalui pengelolaan dana umat yang transparan dan akuntabel, masyarakat bisa berdaya dari dalam,” terangnya.


Program tersebut bahkan telah tercatat dalam buku panduan zakat nasional yang disusun Baznas RI dan dibagikan ke berbagai daerah di Indonesia sebagai contoh praktik unggulan.


Kunjungan Baznas Padang mempertegas pentingnya diplomasi zakat antar daerah. Bagi Baznas Ciamis, kunjungan seperti ini adalah momentum untuk membangun sinergi, berbagi praktik baik. Selain itu memperkuat jaringan kelembagaan zakat di tingkat nasional.


Diskusi yang berlangsung produktif ini mencakup berbagai aspek, mulai dari mekanisme pelaporan, strategi edukasi masyarakat. Hingga kolaborasi dengan pemerintahan desa dalam mengelola dan menyalurkan dana umat.


“Kami menyambut baik inisiatif dari Baznas Padang. Ini menjadi bukti bahwa pengelolaan zakat dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis lokal bisa menjadi inspirasi untuk daerah lain,” ujar Lili.


Sejak 2005, Baznas Ciamis menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam penghimpunan zakat dan infak. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan mencapai lebih dari 100 persen.


Capaian ini menjadi pondasi kuat dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan secara lebih luas dan tepat sasaran.


Dengan inovasi yang konsisten dan semangat berbagi praktik baik, Baznas Ciamis membuktikan bahwa pengelolaan dana zakat yang profesional dan berorientasi pemberdayaan, mampu menjawab tantangan pembangunan daerah.


Ketua Baznas Padang, Yuspardi, mengaku kagum terhadap sistem yang Baznas Ciamis terapkan. Terutama dalam hal membangun struktur penghimpunan infak hingga ke tingkat desa.


“Model Baznas Ciamis sangat aplikatif dan jelas dampaknya. Di Padang, kami sudah cukup kuat dalam penghimpunan zakat dari ASN dan masjid dengan nilai hingga Rp18–19 miliar per tahun,” ucapnya.


“Tapi kami belum optimal menjangkau potensi infak desa. Inilah yang ingin kami pelajari lebih dalam,” sambung Yuspardi.


Ia juga menekankan pentingnya memperluas basis donatur dari masyarakat umum dan mendorong pelibatan aktif tokoh-tokoh lokal hingga tingkat kelurahan.


Kunjungan tersebut berakhir dengan penyerahan buku panduan Infak Desa dari Baznas Ciamis kepada Baznas Padang.


Harapan, dokumen ini menjadi pedoman awal dalam membangun skema penghimpunan infak yang lebih masif dan terstruktur di daerah asal.


Yuspardi menyatakan, kunjungan yang pihaknya lakukan bukan akhir. Tetapi awal dari kolaborasi jangka panjang antara dua Baznas daerah untuk memperkuat pemberdayaan umat di wilayah masing-masing.


Baznas Ciamis kini bukan sekadar lembaga amil zakat di tingkat kabupaten. Melainkan telah tumbuh sebagai pusat inspirasi nasional dalam diplomasi zakat dan penguatan ekonomi umat berbasis desa.


Robi

Posting Komentar

0 Komentar