Diduga Minim Pengawasan, Replanting Kebun Gunung Bayu Regional II Dikerjakan Asal Jadi.

Keterangan foto: Bole tidak diangkat atau dikorek dan lukuan tidak merata

SIMALUNGUN, RADAR24JAM

Program peremajaan (replanting) kelapa sawit sejatinya merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil perkebunan. Namun, pelaksanaan proyek replanting di Afdeling V, Kebun Gunung Bayu Regional II PTPN IV, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, justru menuai sorotan karena diduga dikerjakan asal-asalan.


Kegiatan replanting yang menggunakan dana cukup besar itu tampaknya tidak diawasi secara ketat. Pihak rekanan pelaksana proyek disebut-sebut mengerjakan pekerjaan tanpa mengikuti standar teknis yang semestinya, mulai dari proses cipingan (pemotongan batang sawit), pelukuan lahan, hingga pengangkatan akar (bole) yang masih tampak tertinggal di beberapa areal kerja.


Amatan di lokasi pada Sabtu (28/06/2025) memperlihatkan bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan tidak merata dan terkesan sembarangan. Sejumlah lahan tampak belum dibersihkan sempurna, akar-akar sawit masih berserakan dan belum dikorek dengan benar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan tanaman baru akan terganggu karena kualitas persiapan lahan yang buruk.


Salah satu karyawan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kepada awak media bahwa pelaksana kegiatan adalah pihak rekanan bernama Ayen, sedangkan pelaksana lapangan bermarga Nainggolan. “Ayen, Pak. Itu rekanan, dan pelaksana lapangan marga Nainggolan,” ujar karyawan tersebut saat ditemui di sekitar kantor Afdeling V.


Ironisnya, lokasi yang menjadi pusat kegiatan replanting ini tidak jauh dari kompleks perkantoran kebun. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai sejauh mana keterlibatan dan pengawasan dari pihak manajemen, mulai dari Manajer, Askep (Asisten Kepala), hingga Asisten. Diduga lemahnya pengawasan ini memberi ruang bebas bagi pihak rekanan untuk bekerja semaunya.


Media juga telah mencoba melakukan konfirmasi kepada Fery Maruli Saragih selaku Askep Tanaman Kebun Gunung Bayu. Melalui pesan WhatsApp yang disertai foto kondisi lapangan, awak redaksi mempertanyakan ketidakwajaran proses lukuan dan pengangkatan bole. Sayangnya, hingga berita ini ditayangkan, pihak yang bersangkutan belum memberikan tanggapan resmi.


Dugaan penyimpangan pada proyek replanting ini berpotensi merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Tidak hanya berisiko terhadap produktivitas kebun, namun juga bisa menjadi indikasi lemahnya tata kelola proyek dan pengawasan internal yang wajib dievaluasi oleh pihak manajemen atas PTPN IV.


Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk melakukan audit teknis maupun administratif terhadap proyek ini. Jika terbukti ada unsur kelalaian atau permainan dalam pelaksanaannya, maka langkah tegas patut diambil guna menjaga integritas dan kualitas proyek strategis milik negara. (DeLTa)

Posting Komentar

0 Komentar